Bagus Satrio
11512350
2 PA 11
A. Pekerjaan dan waktu luang
1.
Mengubah
sikap terhadap pekerjaan
Pekerjaan dinilai sebagai kegiatan
manusia yang diarahkan untuk kemajuan manusia, baik kemajuan rohani maupun
jasmani. Pekerjaan memerlukan pemikiran yang sadar sehingga bisa dengan bebas
dapat mengarahkan kegiatannya kepada suatu tujuan tertentu. Dan tujuan yang
dicari dalam pekerjaan yaitu menjadikan pekerja menjadi “baik”. Baik disini
maksudnya adalah menjadikan pekerja lebih terpenuhi kebutuhan hidupnya an
keluarganya, dan mereka menghindari aktifitas mereka yang menjadikan mereka
“buruk”. Dan disini atasan pun berperan penting dalam mengubah sikap
karyawan mereka agar dapat bekerja lebih keras dan mencapai kinerja pekerjaan
yang lebih tinggi. Karyawan diusahakan supaya menyukai pekerjaan yang ia
dapatkan agar dapat menghasilkan kinerja yang baik. Manajer dalam mengubah
sikap karyawan juga harus memiliki kemampuan yang tepat, misalnya diberi bonus
jika bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Diberikan reward dan punishment
kepada karyawan tersebut, sehingga memunculkan sikap take and give.
2.
Menjelaskan apa yang dicari dalam pekerjaan
a.
Mencari
uang.
Hal ini adalah hal yang paling dasar
yang mendorong seseorang untuk bekerja. Untuk mencari nafkah (uang),
untuk mencukupi kebutuhannya dan keluarga.
Hal ini juga yang biasa digunakan
sebagai pertimbangan dalam memilih suatu pekerjaan. Semakin besar gaji (uang)
yang ditawarkan oleh pekerjaan tersebut, maka semakin menarik perkerjaan itu.
Banyak orang yang berpindah-pindah kerja untuk mencari gaji yang lebih tinggi.
b.
Mencari
pengembangan diri
Hal ini adalah tabiat manusia untuk ingin berkembang menjadi lebih baik. Orang
bekerja karena mereka ingin mencari pengembangan (potensi) diri mereka. Mereka
akan mencari pekerjaan dimana mereka dapat mengembangkan diri mereka
disana.
Pekerjaan dengan jenjang karir bagus
dimana berarti ada peluang pengembangan diri selalu menjadi incaran.
Pertimbangan yang lain adalah korelasi pekerjaan dengan bidang keilmuan dan
minat mereka.
Keseusaian ini akan mempermudah dalam pekerjaannya, dan sebagai salah satu
bentuk pengembangan diri mereka.
c.
Mencari
teman/sarana bersosialisasi
Manusia adalah makhluk sosial yang
perlu untuk bersosialisasi. Maka manusia perlu bekerja untuk menambah teman dan
relasi mereka. Sebagai media dan tempat mereka untuk bersosialisasi.
Dalam hal ini faktor yang menjadi
pertimbangan adalah lingkungan kerja dan juga rekan kerja. Lingkungan kerja
yang nyaman dan rekan kerja yang kooperatif menjadi pertimbangan seseorang
dalam memilih suatu perkerjaan.
d.
Mencari
kebanggaan/kehormatan diri
Hal lain yang dicari oleh orang
dengan bekerja adalah kebanggaan dan kehormatan diri. Orang yang mencukupi
kebutuhan dirinya dengan bekerja lebih terhormat dibandingkan orang yang tergantung
pada orang lain.
Pada beberapa orang, kehormatan diri
juga bergantung dari jenis pekerjaan, tempat kerja dan nama
perusahaan. Ada orang yang merasa lebih terhormat dengan bekerja sebagai
pegawai kantoran. Dan ada juga orang yang bangga dengan bekerja di perusahaan
top.
3.
Fungsi
Psikologis dari pekerjaan
Secara umum berbagai
teori, metode dan pendekatan Psikologi dapat dimanfaatkan di berbagai bidang
dalam perusahaan. Salah satu hasil riset yang dilakukan terhadap para manager
HRD menunjukkan bahwa lebih dari 50% responden menyebutkan Psikologi Industri
dan Organisasi memberikan peran penting pada area-area seperti pengembangan
manajemen SDM (rekrutmen, seleksi dan penempatan, pelatihan dan pengembangan),
motivasi kerja, moral dan kepuasan kerja. 30% lagi memandang hubungan
industrial sebagai area kontribusi dan yang lainnya menyebutkan peran penting
PIO pada disain struktur organisasi dan desain pekerjaan.
Hasil riset tersebut di
atas mungkin hanya menggambarkan sebagian besar area dimana Psikologi dapat
berperan. Satu hal yang belum disebutkan di atas misalnya peran para psikolog
dalam menangani individu-individu yang mengalami masalah-masalah psikologis
melalui employees assistant program (EAP) atau pun klinik-klinik yang dimiliki
oleh perusahaan. Penanganan individu yang mengalami masalah psikologis sangat
besar pengaruhnya terhadap produktivitas dan kinerja perusahaan. Hal tersebut
sangatlah wajar mengingat bahwa perusahaan digerakan oleh individu-individu
yang saling berinteraksi di dalamnya.
4.
Proses dalam
mencari pekerjaan
Proses
perkembangan dalam pemilihan pekerjaan bagi individu dijelaskan oleh Donald
Super. Perkembangan pemilihan karier pekerjaan dibagi menjadi lima tahap, yaitu
:
a.
Cristalization
Individu berusaha mencari berbagai
bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan formal dan nonformal
untuk persiapan masa depan hidupnya.
b.
Spesification
Individu akan meneruskan
pendidikannya pada jenjang khusus yang sesuai dengan minat-bakatnya. Masa
spesifikasi ini lebih mengarah pada jalur pendidikan yang menjurus pada taraf
professional atau keahlian.
c.
Implementation
Individu mulai menerapkan
pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh pada masa sebelumnya, secara
nyata dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan bidang keahlian atau profesi
nya. Misalnya setelah ia lulus dalam pendidikan psikologi nya ia berprofesi
sebagai seorang psikolog
d.
Stabilization
Individu menekuni bidang profesinya
sampai benar-benar ahli di bidangnya sehingga individu dapat mencapai prestasi
puncak. Taraf ini ditandai dengan prestasi individu menduduki posisi penting,
misalnya direktur perusahaan,dsb
e.
Consolidation
Setelah mencapai puncak karier,
individu mulai memikirkan kembali sesuatu yang telah dilakukan selama ini baik
yang berhasil maupun yang gagal.
f.
Menjelaskan fase-fase identitas pekerjaan
Fase remaja sangat penting untuk
dilalui oleh anak-anak karena akan memengaruhi masa depan mereka. Terutama
dalam hal bagaimana anak-anak mendeskripsikan siapa diri mereka serta bagaimana
mereka bersikap terhadap lingkungan mereka di masa depan. Jika anak-anak gagal
menjalani fase remaja dengan baik, maka tugas-tugas perkembangan mereka di fase
usia selanjutnya akan rentan terganggu.
Apalagi tugas perkembangan yang
utama dilakukan dalam fase remaja adalah untuk mencari identitas diri.
Identitas diri mencakup bagaimana seorang anak melihat diri mereka, bagaimana
mereka menilai kelebihan dan kekurangannya, bagaimana mereka menentukan
bayangan sosok ideal yang mereka ingin perankan, serta bagaimana mereka
menentukan bayangan masa depan yang mereka inginkan. Ketika anak-anak pada usia
ini gagal mengetahui siapa identitas mereka, maka mereka akan mengalami
kebingungan yang akan rentan berdampak pada tugas-tugas perkembangan mereka
selanjutnya.
Proses mencari identitas diri juga bukanlah
suatu hal yang mudah. “Anak-anak harus mengeksplorasi diri mereka di dalam
lingkungan serta menghadapi tantangan lingkungan, sementara di waktu yang
bersamaan mereka juga mengalami perubahan-perubahan di aspek fisik, kognitif,
dan psikologis, yang membuat mereka harus beradaptasi,” lanjut Pustika. Proses
yang tidak mudah inilah yang membuat anak-anak kerap terkesan “labil”.
5.
Memilih
pekerjaan yang cocok
Dalam
memilih pekerjaan yang cocok dibutuhkan tes psikotes agar calon pekerja tidak
salah dalam mengambil pekerjaan. Tes psikotes disini juga akan menguntungkan
kedua belah pihak, seleksi yang kurang tepat akan menyebabkan kerugian besar
baik karyawan maupun perusahaan yang bersangkutan.
Dari sisi
pegawai, jika kita terseleksi dalam pekerjaan yang kurang cocok dengan potensi
psikologis yang kita miliki, akan timbul ketidaknyamanan dalam bekerja, kurang
termotivasi, bahkan dapat enimbulkan stress kerja, yang pada akhirnya membuat
kita keluar dari pekerjaan tersebut. Oleh sebab itu kita membutuhkan psikotes
untuk melihat sejauh mana potensi psikologis kita agar tidak salah memilih
pekerjaan.
Sedangkan
dari sisi perusahaan, menemukan orang yang tepat merupakan upaya yang sangat
sulit yang selalu dihadapi. Dari sisi perusahaan, biaya seleksi dan pelatihan
yang dibutuhkan akan sangat mahal, tidak efisien, menurunkan motivasi, serta
masih ditambah biaya untuk seleksi dan pelatihan orang yang akan menggantikan
karyawan tersebut. Oleh sebab itu dari proses seleksi perusahaan mengadakan tes
psikotes untuk melihat potensi psikologis dan kepribadian sang calon karyawan
tersebut.
Menjelaskan
hubungan antara karakteristik pekerjaan dalam memilih pekerjaan yang cocok
Memilih
pekerjaan yang cocok memeang tidak mudah, perlu proses dan harus memilih dengan
benar jika tidak, nanti menjalani pekerjaan itu malah malas-malasan.
Hubungan antara karakteristik pribadi dan karakteristik pekerjaan dalam
memilih pekerjaan yang cocok. Orang yang memiliki perpaduan Koleris dan Sanguin
(atau sebaliknya), biasanya memiliki kemampuan untuk memimpin karena
semangat dan kepercayaan dirinya. Orang yang memiliki perpaduan Sanguin dan
Plegmatis (atau sebaliknya), biasanya memiliki kemampuan dalam membina relasi
dan persahabatan. Orang yang memiliki perpaduan Plegmatis dan Melankolis (atau
sebaliknya), biasanya punya kemampuan untuk menganalisa karena ketelitian dan
kecermatannya. Orang yang memiliki perpaduan Melankolis dan Koleris (atau
sebaliknya), biasanya punya semangat kerja dan produktivitas yang sangat
tinggi. Masing-masing kepribadian memiliki kecocokan dalam bidang pekerjaan
tertentu :
a.
Seorang Sanguinis cocok dalam bidang pekerjaan :
presenter, penyiar, sales, pengacara, tour leader dan selebriti.
b.
Seorang Koleris cocok dalam bidang pekerjaan :
direktur, owner perusahaan, bos dan dokter.
c.
Seorang Melankolis cocok dalam bidang pekerjaan :
keuangan, komputer, R&D/QC, Hakim dan Notaris.
d.
Seorang Plegmatis cocok dalam bidang pekerjaan : staf
administrasi, konselor dan customer service.
Setelah kita mengetahui tipe kepribadian dari hasil tes, kita bisa
menentukan bidang pekerjaan apa yang bisa kita jadikan sebagai karir. Tentu
bukan berarti jika sudah cocok antara kepribadian dengan bidang pekerjaan akan memastikan seseorang bisa
berhasil. Hal itu tidak akan terlepas dari kemauan, usaha dan restu dari Allah
Tuhan Yang Maha Kuasa.
6.
Penyesuaian
Diri dalam pekerjaan
Ketika
nilai-nilai dan kemampuan yang cocok dengan Pola Kemampuan Kerja dan Pola
penguat Kerja, konselor memiliki tiga alat yang tersedia: Pentingnya Minnesota
Kuesioner bentuk laporan, manual GATB (Departemen Tenaga Kerja Amerika, 1979),
dan Minnesota Occupational Reinforcer Patterns (MOSC). Semua dapat membantu
dalam mengidentifikasi pekerjaan. Yang berguna bagi klien untuk mengeksplorasi
lebih lanjut. Selain itu, konsep yang relatif baru namun bermanfaat adalah
bahwa gaya penyesuaian. Konsep ini menyangkut tingkat kesesuaian antara orang
dan lingkungan. Empat kualitas ini cocok menggambarkan: fleksibilitas,
keaktifan, reactiveness, dan ketekunan. Semua alat ini dapat membantu klien dan
konselor menggunakan kekayaan informasi dan mempersempit jumlah alternatif
kerja sehingga klien dapat memiliki sejumlah pilihan. Ketika klien mengambil
Minnesota Importance Questionnaire, mereka menerima nilai pada enam nilai-nilai
dan kebutuhan dijelaskan sebelumnya 20 pada 90 sebuah pekerjaan.
a.
Menjelaskan tentang kepuasan kerja perubahan dalam
persediaan dan permintaan dan pergantian pekerjaan
b.
Dalam hal dunia kerja pentingnya diri
sendiri untuk menyesuaikan dengan pekerjaan tersebut, penyesuain diri pekerjaan
ini sangat penting untuk memahami kepuasan kerja, penyesuain dalam persediaan
dan permintaan dan pergantian pekerjaan. Hal ini sangat wajar dalam di dunia
pekerjaan.
c.
Pengertian Kepuasaan Kerja menurut Wexley dan Yukl : mengartikan kepuasan kerja sebagai “the way an employee feels about
his or her job”. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan
dirinya atau pekerjaannya. dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah
perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang
berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan
dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upaya, kesempatan pengembangan
karier, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan struktur organisasi. Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain
berupa umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.
7.
Waktu Luang
Menjelakan
bagaimana menggunakan waktu positif. Memanfaatkan
waktu luang dengan positif bias saja dengan berolahraga, membaca buku,
menghabiskan waktu bersama dengan keluarga atau orang yang terkasih. Memanfaatkan
waktu luang yang bermanfaat dan berguna.
B. Self Directed Chargers
Dalam
meningkatkan kontrol-diri, beberapa ahli menganggap bahwa pada usia remaja
kontrol-diri sudah mencapai akhir perkembangan, penelitian membuktikan bahwa
kontrol-diri yang rendah pada masa remaja berhubungan dengan kontrol-diri yang
rendah pula pada masa dewasa.
Seperti yang
dilaporkan oleh Fujita dkk, kontrol-diri dapat ditingkatkan melalui beberapa
cara berfikir yang saling berhubungan :
1.
Global Processing, mencoba fokus pada gambaran besar
dari tujuan hidup atau cita-cita kita, sehingga setiap kegiatan atau tindakan
kita dilihat sebagai bagian dari pencapaian tujuan akhir.
2.
Abstrac listening, mencoba menolak detil-detil dalam
situasi khusus untuk membawa kita berfikir bagaimana tindakan kita sesuai
dengan rencana kerja kita secara keseluruhan. Contohnya : seseorang mungkin
harus mengurangi berfikir tentang detil-detil beratnya latihan fisik tetapi
mencoba untuk fokus pada gambaran fisik yang ideal yang akan dicapai bila dia
tetap menjalankan latihan dengan baik.
3.
High-level categorization, berfikir tentang konsep
tingkat tinggi daripada keadaan yang khusus atau sesaat. Katagorisasi tugas
dapat membantu kita untuk mengatur fokus dan mencapai disiplin-diri yang lebih
besar.
DAFTAR
PUSTAKA