Nama : Bagus Satrio
NPM :
11512350
Kelas : 3 PA 11
MOTIVASI
Motivasi
adalah satu proses membangkitkan, mengarahkan, dan mengekalkan tindakan tingkah
laku kea rah tujuan tertentu, dimana sebelumnya tidak ada gerakan menuju kea
rah tujan tersebut (Ford, 1992).
Motivasi dalam arti kata sebenarnya bukanlah berbentuk tingkah laku tetapi
kondisi internal (dalam diri) yang kompleks, yang tidak dapat di pahami secara
langsung tetapi mempengaruhi tingkah laku seseorang. Motivasi adalah dorongan
dari dalam (motif) yang berupa harapan dan keinginan yang bersifat menggiatkan
dan menggerakan individu. Oleh demikian ia bertepatan dengan dua kata yang
berbentuk istilah motivation yaitu motive dan action. Justru, motivasi boleh diartikan sebagai dorongan untuk
melakukan tindakan bagi tujuan tertentu
Teori-teori motivasi
1. Teori
penetapan matlamat
Teori
penetapan matlamat Locke dan Latham (1984) menekankan tentang kesanggupan
manusia mencapai matlamat sebagaimana yang telah di tetapkan oleh orang lain.
Contohnya, sejauh manakah usaha karyawn atau kesanggupan karyawan apabila atasan
telah menetapkan bahwa mereka harus mencapai target dalam pekerjaanya.
Mengikuti teori ini matlamat yang telah di tetapkan mempengaruhi kepercayaan
seseorang tentang keupayaan untuk melakukan tugas (efikasi diri), dan juga metlamat pribadinya.
2. Teori
humanistic
Sarjana
yang berpegang kepada teori humanistic percaya hanya ada satu motivasi, yaitu
motivasi yang beasal dari dalam diri seseorang individu. Motvasi ini dimiliki
oleh individu sepanjang waktu dan dimana dia berada. Motivasi dalam diri
merupakan keinginan dasar yang mendorong individu mencapai berbagai keperluan
diri sendiri. Keinginan dasar yang ingin dimiliki oleh karyawan dibawa ketempat
karyawan. Karywan hanya perlu memanfaatkan dorongan.
3. Teori
pencapaian
McClelland
(1985) telah mengemukakan teori motivasi pencapaian. Teori McClelland ini
menekankan tentang tingkah laku individu yang mempunyai motivasi pencapaian
yang tinggi. Individu-individu ini mempunyai keinginan untuk mengatasi
rintangan dan sanggup bersusah payah untuk mendapatkan sesuatu yang baik. Hal
ini bermakna dalam jiwa individu ini tertanam harapan kejayaan dan takutkan
kegagalan. Menurut McClelland motivasi pencapaian ialah keinginan untuk membuat
sesuatu dengan baik, sepat, dan lebih cakap.
KEPEMIMPINAN
Definisi
Kepemimpinan menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) adalah kegiatan
atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada
kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai
tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. Kepemimpinan menurut Young (dalam
Kartono, 2003) lebih terarah dan terperinci dari definisi sebelumnya.
Menurutnya kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan
pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu
yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang
tepat bagi situasi yang khusus.
1. Gaya Kepemimpinan Otokratik
Menurut Sudarwan Danim (2004) kata
otokratik diartikan sebagai tindakan menurut kemauan sendiri, setiap produk
pemikiran dipandang benar, keras kepala, atau rasa aku yang keberterimaannya pada
khalayak bersifat dipaksakan. Kepemimpinan otokratik disebut juga kepemimpinan
otoriter.
Thoha (2010) mengartikan
kepemimpinan otokratis sebagai gaya yang didasarkan atas kekuatan posisi dan
penggunaan otoritas. Jadi kepemimpinan otokratik adalah kepemimpinan yang dilakukan
oleh seorang pemimpin dengan sikapnya yang menang sendiri, tertutup terhadap
saran dari orang lain dan memiliki idealisme tinggi. Menurut Sudarwan (2004)
pemimpin otokratik memiliki ciri-ciri antara lain:
a. Beban kerja organisasi pada umumnya
ditanggung oleh pemimpin.
b. Bawahan, oleh pemimpin hanya
dianggap sebagai pelaksana dan mereka tidak boleh memberikan ide-ide baru.
c. Bekerja dengan disiplin tinggi,
belajar keras, dan tidak kenal lelah.
d. Menentukan kebijakan sendiri dan
kalaupun bermusyawarah sifatnya hanya penawar saja.
e. Memiliki kepercayaan yang rendah
terhadap bawahan dan kalaupun kepercayaan diberikan, didalam dirinya penuh
ketidak percayaan.
f. Komunikasi dilakukan secara tertutup
dan satu arah.
g. Korektif dan minta penyelesaian
tugas pada waktu sekarang.
Menurut Sudarwan (2004) kepemimpinan
demokratis bertolak dari asumsi bahwa hanya dengan kekuatan kelompok,
tujuan-tujuan yang bermutu tercapai.Thoha (2010) mengatakan gaya kepemimpinan
demokratis dikaitkan dengan kekuatan personal dan keikut sertaan para pengikut
dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Menurut Sudarwan
(2004) pemimpin demokratis memiliki ciri-ciri antara lain:
a. Beban kerja organisasi menjadi
tanggung jawab bersama personalia organisasi itu.
b. Bawahan, oleh pemimpin dianggap
sebagai komponen pelaksana secara integral harus diberi tugas dan tanggung
jawab.
c. Disiplin akan tetapi tidak kaku dan
memecahkan masalah secara bersama.
d. Kepercayaan tinggi terhadap bawahan
dengan tidak melepaskan tanggung jawab pengawasan
e. Komunikasi dengan bawahan bersifat
terbuka dan dua arah.
3. Gaya Kepemimpinan Permisif
Menurut Sudarwan (2004) pemimpin
permisif merupakan pemimpin yang tidak mempunyai pendirian yang kuat, sikapnya
serba boleh. Pemimpin memberikan kebebasan kepada bawahannya, sehingga bawahan
tidak mempunyai pegangan yang kuat terhadap suatu permasalahan. Pemimpin yang
permisif cenderung tidak konsisten terhadap apa yang dilakukan Menurut Sudarwan
(2004) pemimpin permisif memiliki ciri-ciri antara lain:
a. Tidak ada pegangan yang kuat dan
kepercayaan rendah pada diri sendiri.
b. Mengiyakan semua saran.
c. Lambat dalam membuat keputusan.
d. Banyak “mengambil muka” kepada
bawahan.
e. Ramah dan tidak menyakiti bawa