Minggu, 09 November 2014

Psikologi Manajemen (Tugas 2)


Nama              : Bagus Satrio
NPM               : 11512350
Kelas               : 3 PA 11

MOTIVASI
Motivasi adalah satu proses membangkitkan, mengarahkan, dan mengekalkan tindakan tingkah laku kea rah tujuan tertentu, dimana sebelumnya tidak ada gerakan menuju kea rah  tujan tersebut (Ford, 1992). Motivasi dalam arti kata sebenarnya bukanlah berbentuk tingkah laku tetapi kondisi internal (dalam diri) yang kompleks, yang tidak dapat di pahami secara langsung tetapi mempengaruhi tingkah laku seseorang. Motivasi adalah dorongan dari dalam (motif) yang berupa harapan dan keinginan yang bersifat menggiatkan dan menggerakan individu. Oleh demikian ia bertepatan dengan dua kata yang berbentuk istilah motivation yaitu motive dan action. Justru, motivasi boleh diartikan sebagai dorongan untuk melakukan tindakan bagi tujuan tertentu
Teori-teori motivasi
1.      Teori penetapan matlamat
Teori penetapan matlamat Locke dan Latham (1984) menekankan tentang kesanggupan manusia mencapai matlamat sebagaimana yang telah di tetapkan oleh orang lain. Contohnya, sejauh manakah usaha karyawn atau kesanggupan karyawan apabila atasan telah menetapkan bahwa mereka harus mencapai target dalam pekerjaanya. Mengikuti teori ini matlamat yang telah di tetapkan mempengaruhi kepercayaan seseorang tentang keupayaan untuk melakukan tugas  (efikasi diri), dan juga metlamat pribadinya.
2.      Teori humanistic
Sarjana yang berpegang kepada teori humanistic percaya hanya ada satu motivasi, yaitu motivasi yang beasal dari dalam diri seseorang individu. Motvasi ini dimiliki oleh individu sepanjang waktu dan dimana dia berada. Motivasi dalam diri merupakan keinginan dasar yang mendorong individu mencapai berbagai keperluan diri sendiri. Keinginan dasar yang ingin dimiliki oleh karyawan dibawa ketempat karyawan. Karywan hanya perlu memanfaatkan dorongan.
3.      Teori pencapaian
McClelland (1985) telah mengemukakan teori motivasi pencapaian. Teori McClelland ini menekankan tentang tingkah laku individu yang mempunyai motivasi pencapaian yang tinggi. Individu-individu ini mempunyai keinginan untuk mengatasi rintangan dan sanggup bersusah payah untuk mendapatkan sesuatu yang baik. Hal ini bermakna dalam jiwa individu ini tertanam harapan kejayaan dan takutkan kegagalan. Menurut McClelland motivasi pencapaian ialah keinginan untuk membuat sesuatu dengan baik, sepat, dan lebih cakap.
KEPEMIMPINAN
Definisi Kepemimpinan menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) adalah kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. Kepemimpinan menurut Young (dalam Kartono, 2003) lebih terarah dan terperinci dari definisi sebelumnya. Menurutnya kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
1.      Gaya Kepemimpinan Otokratik
Menurut Sudarwan Danim (2004) kata otokratik diartikan sebagai tindakan menurut kemauan sendiri, setiap produk pemikiran dipandang benar, keras kepala, atau rasa aku yang keberterimaannya pada khalayak bersifat dipaksakan. Kepemimpinan otokratik disebut juga kepemimpinan otoriter.

Thoha (2010) mengartikan kepemimpinan otokratis sebagai gaya yang didasarkan atas kekuatan posisi dan penggunaan otoritas. Jadi kepemimpinan otokratik adalah kepemimpinan yang dilakukan oleh seorang pemimpin dengan sikapnya yang menang sendiri, tertutup terhadap saran dari orang lain dan memiliki idealisme tinggi. Menurut Sudarwan (2004) pemimpin otokratik memiliki ciri-ciri antara lain:
a.       Beban kerja organisasi pada umumnya ditanggung oleh pemimpin.
b.      Bawahan, oleh pemimpin hanya dianggap sebagai pelaksana dan mereka tidak boleh memberikan ide-ide baru.
c.       Bekerja dengan disiplin tinggi, belajar keras, dan tidak kenal lelah.
d.      Menentukan kebijakan sendiri dan kalaupun bermusyawarah sifatnya hanya penawar saja.
e.       Memiliki kepercayaan yang rendah terhadap bawahan dan kalaupun kepercayaan diberikan, didalam dirinya penuh ketidak percayaan.
f.       Komunikasi dilakukan secara tertutup dan satu arah.
g.      Korektif dan minta penyelesaian tugas pada waktu sekarang.
2.      Gaya Kepemimpinan Demokratis
Menurut Sudarwan (2004) kepemimpinan demokratis bertolak dari asumsi bahwa hanya dengan kekuatan kelompok, tujuan-tujuan yang bermutu tercapai.Thoha (2010) mengatakan gaya kepemimpinan demokratis dikaitkan dengan kekuatan personal dan keikut sertaan para pengikut dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Menurut Sudarwan (2004) pemimpin demokratis memiliki ciri-ciri antara lain:
a.       Beban kerja organisasi menjadi tanggung jawab bersama personalia organisasi itu.
b.      Bawahan, oleh pemimpin dianggap sebagai komponen pelaksana secara integral harus diberi tugas dan tanggung jawab.
c.       Disiplin akan tetapi tidak kaku dan memecahkan masalah secara bersama.
d.      Kepercayaan tinggi terhadap bawahan dengan tidak melepaskan tanggung jawab pengawasan
e.       Komunikasi dengan bawahan bersifat terbuka dan dua arah.
3.      Gaya Kepemimpinan Permisif
Menurut Sudarwan (2004) pemimpin permisif merupakan pemimpin yang tidak mempunyai pendirian yang kuat, sikapnya serba boleh. Pemimpin memberikan kebebasan kepada bawahannya, sehingga bawahan tidak mempunyai pegangan yang kuat terhadap suatu permasalahan. Pemimpin yang permisif cenderung tidak konsisten terhadap apa yang dilakukan Menurut Sudarwan (2004) pemimpin permisif memiliki ciri-ciri antara lain:
a.       Tidak ada pegangan yang kuat dan kepercayaan rendah pada diri sendiri.
b.      Mengiyakan semua saran.
c.       Lambat dalam membuat keputusan.
d.      Banyak “mengambil muka” kepada bawahan.
e.       Ramah dan tidak menyakiti bawa