Senin, 11 Mei 2015

TERAPI KELUARGA


Nama              : Bagus Satrio
NPM               : 11512350
3 PA 11

A.    Pengertian terapi keluarga
Terapi keluarga adalah suatu bentuk terapi kelompok dimana masalah pokoknya adalah hubungan antara pasien dengan anggota-anggota keluarganya. Oleh sebab itu seluruh anggota keluarga dilibatkan dalam usaha penyembuhan.
Terapi keluarga adalah model terapi yang bertujuan mengubah pola interaksi keluarga sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga.

B.     Tujuan terapi keluarga
Tujuan terapi keluarga adalah membantu konseli (anggota keluarga) untuk mencapai individualis, membuat dirinya menjadi hal yang berbeda dari sistem keluarga. Mengubah struktur dalam keluarga dengan cara menyusun kembali kesatuan dan menyembuhkan perpecahan yang terjadi dalam suatu keluarga.
C.    Teknik-teknik terapis keluarga
1)      Pemeragaan : memperagakan ketika masalah itu muncul. Misalnya ayah dan anaknya sehingga mereka saling diam bertengkar, maka terapis membujuk mereka untuk berbicara setelah itu terapis memberikan saran-sarannya dan bisa disebut dengan psikodrama.
2)      Homework : mengumpulkan seluruh anggota keluarga agar saling berkomunikasi diantaranya.
3)      Family sculpting : cara untuk mendekatkan diri dengan anggota keluarga yang lain dengan cara nonverbal
4)      Genograms : sebuah cara yang bermanfaat untuk mengumpulkan dan mengorganisasi informasi tentang keluarga genogram adalah sebuah diagram terstruktur dari sistem hubungan tiga generasi keluarga.
D.    Kasus-kasus yang diselesaikan dalam Terapi Keluarga
1.      Latihan perilaku orang tua ( behavioral parent training )
2.      Terapi pernikahan / suami istri ( mariage/ couples therapies and education )
3.      Treatment pada Disfungsi seksual ( treatment of sexual disfunctioning)
4.      Terapi fungsi keluarga ( functional family therapy )
E.     Contoh kasus
Ada kasus dimana orang tua salah dalam mengasuh anak karena orang tua itu tidak mengeti kepribadian anaknya. Orang tua itu tidak membolehkan anaknya bermain keluar padahal anak itu perlu bermain, secara tidak langsung kecerdasan emosi anak ini sudah diredam oleh orang tuanya. Orang tua itu melarang anaknya bermain keluar karena orang tua itu memiliki permasalahan masa lalu yang sama dimana orang tua tersebut tidak dibolehkan bermain keluar sewaktu masih kecil. Dan kejadian itu terus berlanjut anak itu terus di kekang sampai akhirnya anak itu mengalami slow leaner (lambat belajar). Lalu orang tua tersebut mulai takut dan akhirnya bertanya kepada konselor. Lalu konselor itu memberikan pemahaman kepada orang tua untuk memberikan kasih sayang seutuhnya dan memberikan dukungan kepada anak.
SUMBER :
Somaryati. 2013. “Family Therapy Dalam Menangani Pola Asuh Orang Tua Yang Salah Pada Anak Slow Learner”. Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam. Volume, 3 No. 1