Nama :
Bagus Satrio
NPM :
11512350
3 PA 11
A.
Pengertian terapi keluarga
Terapi keluarga
adalah suatu bentuk terapi kelompok dimana masalah pokoknya adalah hubungan
antara pasien dengan anggota-anggota keluarganya. Oleh sebab itu seluruh
anggota keluarga dilibatkan dalam usaha penyembuhan.
Terapi keluarga
adalah model terapi yang bertujuan mengubah pola interaksi keluarga sehingga
bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga.
B.
Tujuan terapi keluarga
Tujuan terapi keluarga
adalah membantu konseli (anggota keluarga) untuk mencapai individualis, membuat
dirinya menjadi hal yang berbeda dari sistem keluarga. Mengubah struktur dalam
keluarga dengan cara menyusun kembali kesatuan dan menyembuhkan perpecahan yang
terjadi dalam suatu keluarga.
C.
Teknik-teknik terapis keluarga
1)
Pemeragaan :
memperagakan ketika masalah itu muncul. Misalnya ayah dan anaknya sehingga
mereka saling diam bertengkar, maka terapis membujuk mereka untuk berbicara
setelah itu terapis memberikan saran-sarannya dan bisa disebut dengan
psikodrama.
2)
Homework :
mengumpulkan seluruh anggota keluarga agar saling berkomunikasi diantaranya.
3)
Family sculpting :
cara untuk mendekatkan diri dengan anggota keluarga yang lain dengan cara
nonverbal
4)
Genograms :
sebuah cara yang bermanfaat untuk mengumpulkan dan mengorganisasi informasi
tentang keluarga genogram adalah sebuah diagram terstruktur dari sistem
hubungan tiga generasi keluarga.
D. Kasus-kasus yang diselesaikan dalam Terapi
Keluarga
1.
Latihan perilaku orang tua ( behavioral parent training )
2. Terapi pernikahan /
suami istri ( mariage/ couples therapies
and education )
3.
Treatment pada Disfungsi seksual ( treatment of sexual disfunctioning)
4.
Terapi fungsi keluarga ( functional family therapy )
E.
Contoh kasus
Ada kasus dimana orang tua salah dalam mengasuh anak
karena orang tua itu tidak mengeti kepribadian anaknya. Orang tua itu tidak
membolehkan anaknya bermain keluar padahal anak itu perlu bermain, secara tidak
langsung kecerdasan emosi anak ini sudah diredam oleh orang tuanya. Orang tua
itu melarang anaknya bermain keluar karena orang tua itu memiliki permasalahan
masa lalu yang sama dimana orang tua tersebut tidak dibolehkan bermain keluar
sewaktu masih kecil. Dan kejadian itu terus berlanjut anak itu terus di kekang
sampai akhirnya anak itu mengalami slow
leaner (lambat belajar). Lalu orang tua tersebut mulai takut dan akhirnya
bertanya kepada konselor. Lalu konselor itu memberikan pemahaman kepada orang
tua untuk memberikan kasih sayang seutuhnya dan memberikan dukungan kepada
anak.
SUMBER :
Somaryati. 2013. “Family Therapy Dalam Menangani
Pola Asuh Orang Tua Yang Salah Pada Anak Slow Learner”. Jurnal Bimbingan dan
Konseling Islam. Volume, 3 No. 1