Rabu, 26 Maret 2014

Teori Kepribadian Sosial (Kesehatan Mental)

Bagus Satrio
11512350
2pa11
Teori Kepribadian Sosial
Pengertian sehat menurut WHO adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
Teori kepribadian sehat :
1.      Aliran Psikoanalisa
Sigmund Freud (1856-1939) merupakan pendiri psikoanalisis. Menurut Freud pikiran-pikiran yang direpres atau ditekan, merupakan sumber perilaku yang tidak normal atau menyimpang.
Sumbangan terbesar Freud pada teori kepribadian adalah eksplorasinya ke dalam dunia tidak sadar dan keyakinannya bahwa manusia termotivasi oleh dorongan
-          Alam Tidak Sadar
Alam tidak sadar (unconscious) menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan maupun insting yang tak kita sadari tetapi ternyata mendorong perkataan, perasaan dan tindakan kita. Sekalipun kita sadar akan perilaku kita yang nyata, sering kali kita tidak menyadari proses mental yang ada dibalik perilaku tersebut. Misalnya seorang pria bisa saja mengetahui bahwa ia tertarik pada seorang wanita tetapi tidak benar-benar memahami alasan dibalik ketertarikannya, yang bisa saja bersifat tidak rasional. Dorongan utama yang belum atau tidak mereka sadari.
-          Alam Bawah Sadar
Alam bawah sadar (preconscious) ini memuat semua elemen yang tak disadari, tetapi bisa muncul kesadaran dengan cepat atau agak sukar (Freud, 1993/1964). Isi alam bawah sadar ini datang dari dua sumber, yang pertama adalah persepsi sadar (conscious perception). Apa yang dipersepsikan orang secara sadar dalam waktu singkat, akan segera masuk ke dalam alam bawah sadar selagi fokus perhatian beralih ke pemikiran lain.
-          Alam Sadar
Alam sadar (conscious), yang memainkan peran tak berarti dalam teori psikoanalisis, didefinisikan sebagai elemen-elemen mental yang setiap saat berada dalam kesadaran. Ini adalah satu-satunya tingkat kehidupan mental yang bisa langsung kita raih. Ada dua pintu yang dapat dilalui oleh pikiran agar bisa masuk ke alam sadar yaitu sistem kesadaran perseptual (perceptual conscious), yaitu terbuka pada dunia luar dan berfungsi sebagai perantara bagi persepsi kita tentang stimulus dari luar.
2.      Aliran Behavioristik
Behaviorisme atau Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif Belajar) adalah filosofi dalam psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan organisme — termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan— dapat dan harus dianggap sebagai perilaku. Aliran ini berpendapat bahwa perilaku demikian dapat digambarkan secara ilmiah tanpa melihat peristiwa fisiologis internal atau konstrak hipotetis seperti pikiran.
Pendekatan behavioristik terhadap kepribadian memiliki dua asumsi dasar, yaitu:
1)      Perilaku harus dijelaskan dalam pengaruh kausal lingkungan terhadap diri individu
2)      Pemahaman terhadap manusia harus dibangun berdasarkan riset ilmiah objektif à dikontrol dengan seksama dalam eksperimen laboratorium.
3.      Aliran Humanistik
a)      Abraham Maslow (1908-1970) dapat dipandang sebagai Bapak dari psikologi humanistik. Gerakan ini merasa tidak puas terhadap psikologi behavioristik dan psikoanalisis, dan memfokuskan penelitiannya pada manusia dengan ciri-ciri eksistensinya.
Psikologi humanistik mulai di Amerika Serikat pada tahun 1950 dan terus berkembang. Tokoh-tokoh Psikologi Humanistik memandang behavorisme mendehumanisasimanusia. Psikologi Humanistik mengarahkan perhatiannya pada humanisasi psikologi yang menekankan keunikan manusia. Menurut Psikologi Humanistik manusia adalah makhluk kreatif, yang dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Maslow menjadi terkenal karena teori motivasinya, yang dituangkan dalam bukunya“Motivation and Personality. Dalam buku tersebut diuraikan bahwa pada manusia terdapat lima macam kebutuhan yang berhirarki, meliputi:
1)      Kebutuhan-kebutuhan fisiologis (the physiological needs)
2)      Kebutuhan-kebutuhan rasa aman (the safety needs / the security needs)
3)      Kebutuhan rasacinta dan memiliki (the love and belongingness needs)
4)      Kebutuhan akan penghargaan diri (the self-esteem needs)
5)      Kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-actualization needs)
b)     Gordon Alport, (lahir di MontezumaIndiana , 11 November 1897 – meninggal di CambridgeMassachusetts , 9 Oktober 1967 pada umur 69 tahun) merupakan seorang psikolog. Ia meraih gelar doktor psikologi dari Harvard pada tahun 1922. Ia menghabiskan kariernya untuk mengembangkan teori, mengkaji persoalan-persoalan sosial, seperti prasangkakecurigaankomunal, serta mengembangkan tes kepribadian.
Menurut Allport, salah satu yang paling memotivasi manusia adalah kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan biologisnya. Kecenderungan ini disebut Allport dengan pemfungsian oportunistik. Pemfungsian oportunistik bersifat reaktifberorientasi masa lalu, dan biologis.
Sekalipun demikian, Allport menganggap pemfungsian oportunistik ini tidak terlalu penting dalam memahami perilaku manusia, justru kebanyakan perilaku manusia dimotivasi oleh sesuatu yang lain, sesuatu yang berfungsi dalam rangka ekspresi diri, yang oleh Allport disebut ''pemfungsian Propriate''.  Maksudnya adalah apapun yang dilakukan seseorang dalam hidup biasanya adalah demi menunjukkan siapa dirinya.  Pemfungsian diri ini bersifat proaktif, berorientasi masa depan, dan psikologis. Kata propriate berasal dari kata proprium yang berarti konsep diri. Maksud dari Allport dengan memberi tekanan lebih kepada propriumialah untuk mendefinisikan konsep diri sehati-hati mungkin.
Dalam melihat konsep diri tersebut, Allport memakai dua pendekatan yakni fenomenologi dan fungsional. Secara fenomenologis artinya diri sebagaimana yang dialami sehari-hari yakni yang terdiri dari berbagai aspek yang essensial (lawan dari aspek yang insidental dan aksidental), hangat (lawan dari diri yang dingin dan kabur), dan sentral (lawan dari diri sampingan).
Sementara itu, definisi fungsional mencakup hal-hal ysng muncul dalam perkembangan seseorang dalam usia-usia tertentu, yakni:
1)      indra jasmani (berkembang di usia 0-2 tahun)
2)      identitas diri (berkembang di usia 0-2 tahun)
3)      harga diri (berkembang di usia 2-4 tahun)
4)      perluasan diri (berkembang di usia 4-6 tahun)
5)      citra diri (berkembang di usia 4-6 tahun)
6)      peniruan rasional ((berkembang di usia 6-12 tahun)
7)      dorongan untuk mengejawantahkan diri (muncul ketika seseorang berusia 12 tahun ke atas)
Menurut Allport, jika seseorang memiliki proprium yang berkembang dengan baik dan memiliki disposisi yang adaptif (keunikan individu dengan individu lainnya), berarti ia telah mencapai tahap kedewasaan psikologis (orang yang kesehatan mentalnya terjaga). Tujuh tanda seseorang yang memiliki kedewasaan psikologis:
1)      memiliki perluasan diri yang jelas dan spesifik
2)      memiliki teknik dan cara-cara tertentu agar pergaulannya dengan orang lain dapat lancar dan baik (misalnya kepercayaanempatikejujurantoleransi)
3)      memiliki kestabilan emosional dan menerima diri sendiri
4)      memiliki pendapat yang realistis
5)      memfokuskan perhatian pada masalah dan mengembangkan kemampuan untuk memecahkannya
6)      mampu melihat diri sendiri secara objektif yaitu menilai perilaku sendiri dan mampu "menertawakan diri sendiri"
7)      memiliki filsafat hidup yang utuh, termasuk orientasi nilai yang partikular, sentimen keagamaan yang terdifferensiasi, dan kesadaran yang terpersonlisasi
c)      Carl Rogers adalah seorang psikolog yang terkenal dengan pendekatan terapi klinis yang berpusat pada klien (client centered). Rogers kemudian menyusun teorinya dengan pengalamannya sebagai terapis selama bertahun-tahun. Teori Rogers mirip dengan pendekatan Freud, namun pada hakikatnya Rogers berbeda dengan Freud karena Rogers menganggap bahwa manusia pada dasarnya baik atau sehat. Dengan kata lain, Rogers memandang kesehatan mental sebagai proses perkembangan hidup alamiah, sementara, kejahatan, dan persoalan kemanusiaan lain dipandang sebagai penyimpangan dari kecenderungan alamiah.
Teori Rogers didasarkan pada suatu "daya hidup" yang disebut kecenderungan aktualisasi. Kecenderungan aktualisasi tersebut diartikan sebagai motivasi yang menyatu dalam setiap diri makhluk hidup dan bertujuan mengembangkan seluruh potensinya semaksimal mungkin. Jadi, makhluk hidup bukan hanya bertujuan bertahan hidup saja, tetapi ingin memperoleh apa yang terbaik bagi keberadaannya. Dari dorongan tunggal inilah, muncul keinginan-keinginan atau dorongan-dorongan lain yang disebutkan oleh psikolog lain, seperti kebutuhan untuk udara, air, dan makanan, kebutuhan akan rasa aman dan rasa cinta, dan sebagainya.
d)     Erich Fromm lahir di Frankfurt, Jerman pada tanggal 23 Maret 1900. Ia belajar psikologi dan sosiologi di University Heidelberg, Frankfurt, dan Munich. Setelah memperoleh gelar Ph.D dari Heidelberg tahun 1922, ia belajar psikoanalisis di Munich dan pada Institut psikoanalisis Berlin yang terkenal waktu itu. Tahun 1933 ia pindah ke Amerika Serikat dan mengajar di Institut psikoanalisis Chicago dan melakukan praktik privat di New York City. Ia pernah mengajar pada sejumlah universitas dan institut di negara ini dan di Meksiko. Terakhir, Fromm tinggal di Swiss dan meninggal di Muralto, Swiss pada tanggal 18 Maret 1980.
Fromm sangat dipengaruhi oleh tulisan-tulisan Karl Marx, terutama oleh karyanya yang pertama, The economic philosophical manuscripts yang ditulis pada tahun 1944. Tema dasar ulisan Fromm adalah orang yang merasa kesepian dan terisolasi karena ia dipisahkan dri alam dan orang-orang lain. Keadaan isolasi ini tidak ditemukan dalam semua spesies binatang, itu adalah situasi khas manusia. Berikut ini kita akan mengulas lebih dalam mengenai teori-teori Fromm.
Fromm sangat dipengaruhi oleh tulisan Karl Marx, terutama oleh karyanya yang pertama, The Economic and Philosophical Manuscripts yang ditulis pada tahun 1944. Fromm membandingkan ide-ide Freud dan Marx, menyelidiki kontradiksi-kontradiksinya dan melakukan percobaan yang sintesis. Fromm memandang Marx sebagai pemikir yang lebih ulung daripada Freud dan menggunakan psikoanalisa, terutama untuk mengisi celah-celah pemikiran Marx. Pada tahun 1959, Fromm menulis analisis yang sangat kritis bahkan polemis tentang kepribadian Freud dan pengaruhnya, sebaliknya berbeda sekali dengan kata-kata pujian yang diberikan kepada Marx pada tahun 1961. Meskipun Fromm dapat disebut sebagai seorang teoritikus kepribadian Marxian, ia sendiri lebih suka disebut humanis dialetik. Tulisan-tulisan Fromm dipengaruhi oleh pengetahuannya yang luas tentang sejarah, sosiologi, kesusastraan, dan filsafat.
Fromm juga menyebutkan dan menjelaskan lima tipe karakter sosial yang ditemukan dalam masyarakat dewasa ini, yakni:
1)      Tipe Reseptif (mengharapkan dukungan dari pihak luar)
2)      Tipe Eksploitasi (memaksa orang lain untuk mengikuti keinginannya)
3)      Tipe Penimbunan (suka mengumpulkan dan menimbun barang suatu materi)
4)      Tipe Pemasaran (suka menawarkan dan menjual barang)
5)      Tipe Produktif (karakter yang kreatif dan selalu berusaha untuk menggunakan barang-barang untuk suatu kemajuan)
6)      Tipe Nekrofilus-biofilus (nekrofilus orang yang tertarik dengan kematian, biofilus:orang yang mencintai kehidupan)
Fromm juga mengemukakan bahwa bila masyarakat berubah secara mendasar, sebagaimana terjadi ketika feodalisme berubah menjadi kapitalisme atau ketika sistem pabrik menggeser tenaga tukang, perubahan semacam itu akan mengakibatkan perubahan-perubahan dalam karakter sosial manusia.
DAFTAR PUSTAKA:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar